Berapa Modal Investasi Yang Tepat Untuk Pemula?
Hallo Sobat Cuan, di artikel kali ini
saya akan membahas kira-kira berapa sih
modal awal yang paling pas untuk mulai investasi. Pertanyaan ini pastilah
muncul di awal-awal pas kita mau mulai
belajar investasi, karena kadang
diremehkan misalkan modal kita
kecil. Anggap aja modal itu kita
pakai untuk beli saham, eh ternyata saham
yang kita beli itu naik tinggi ratusan
persen.
Secara persentase
diatas kertas memang tinggi karena
ratusan persen, tapi kalau kita compare
secara nominal uangnya, itu ternyata
enggak besar-besar banget, karena modal
awal yang kita setor, modal yang kita
pakai untuk beli saham itu juga gak
terlalu besar. Temen saya pernah bilang, Hai percuma deh kita
untung gede secara persentase, kalau
misalkan uangnya gak besar, percuma
kan kita nggak bisa jajan, gak bisa beli
mobil, beli rumah pakai persentase. Ujung-ujungnya yang kita cari adalah jumlah
uangnya.
Terus kalau misalkan kita mau
untung besar secara nominal uang, artinya kan kita harus punya modal yang
cukup besar juga. Kita harus
top-up terus, suntik dana terus, nanti
jadi besar, supaya dapat keuntungan yang
besar juga. Tapi ini kan kita ngomongin
kalau misalkan dia profit atau untung, kalau misalkan rugi gimana? ya okelah
kalau misalkan modalnya masih kecil, ruginya pun kecil. Tapi kalau misalkan
nanti kita suntik dana terus nanti nominal jadi gede, saat kita beli saham
ternyata sahamnya turun, ya jadinya minus. Minus nya itu kita hitung dari modal
kita yang besar, artinya ruginya besar
juga. Makanya jadi dilema.
Jadi sekarang kembali lagi ke pertanyaan awal, berapa sih modal yang paling pas? sebenarnya saya cukup sering dapet pertanyaan ini dan jawabannya selalu sama, modal yang paling pas itu
adalah, modal yang sesuai dengan
kemampuan kita. Kemampuan ini saya bagi jadi tiga hal :
Baca Juga: Cara Sukses Menabung Walaupun Gaji Sedikit
1. Kemampuan Analisa
Menurut saya ini pasti jadi faktor yang paling
penting, yang paling menentukan kira-kira
berapa besar uang yang akan saya investasikan. Kalau kalian masih baru, masih belajar, masih explore kanan kiri, saya selalu sarankan masukkin dulu, coba
dulu dengan nominal yang kecil. Kenapa sih kok bisa ngomong dan kasih
masukkan kayak gini? ya karena dulu juga
pernah ada di fase itu, saya pernah
coba-coba ya patern ini, coba patern itu, ganti-ganti strategi dan hasilnya lebih banyak lossnya.
Saya inget waktu, itu lossnya sampai 40% dari total portofolio yang
saya punya, dan sekarang saya jadi
mikir, kalau misalkan dulu saya top-up seluruh uang yang saya punya ke
RDN dan Los 40%, mungkin saya stress, stress pusing mikirin gimana cara
balikinnya. Pokoknya selalu ingat
aja gini, misalkan kalian itu los 40%
dari 10 juta, itu kalian kehilangan empat
juta. Tapi misalkan kalian loss 10% aja dari modal 500 juta, kalian itu
udah kehilangan
50 juta.
Jadi kalau misalkan kalian masih
belajar, pakai aja dulu modal yang kecil, puas-puasin dulu belajar, sampai suatu saat return
portofolio kalian sudah mulai stabil, sudah mulai bagus, baru deh saya saranin
tambah modalnya, supaya keuntungan yang di dapatkan jadi semakin besar.
Baca Juga :
2. Kemampuan Psikologis
Ada orang yang bisa
jago dan profit terus-terusan, pas
portofolionya 100 juta, tapi pas dia
top-up terus, dia nambah terus, akhirnya portofolio 500 juta. Nah ketika portofolionya 500 juta, dia malah lebih
sering Loss. Kenapa bisa begitu? karena saat punya 100 juta, dibeliin lima emiten saham, masing-masing
bagiannya 20 juta dan dikala saham-saham ini kondisinya turun, floating loss sekitar 10% setiap saham, atau minus sekitar 2 juta, itu kita
merasa masih fine-fine aja dan masih bisa
konsisten, masih bisa nurut sama trading
plan yang udah kita buat, karena 2 juta gitu ya itu relatif kecil kalau kita compare secara nominal.
Tapi
kalau misalkan modal sekarang udah
500 juta, anggap aja dibelikan kelima
saham masing-masing 100 juta, terus misalkan kondisinya floating
loss juga 10%, nah sepuluh persennya ini udah beda, artinya kondisi floating
loss nya itu 10 juta. Nah ini kondisinya
udah berbeda, floating loss 2 juta sama
floating loss 10 juta, itu bisa beda
rasanya.
Karena floating loss yang lebih
besar ini, bisa bikin psychologist kita
terganggu, yang seharusnya trading plan
itu stop lossnya minus 12 persen, sekarang baru diangka 10%, berarti kan belum stoploss, tapi karena kita udah
gemeteran gitu lihat angka minus yang
cukup besar, akhirnya kita cutloss duluan, gak patuh sama tradingplan. Dan apa
yang terjadi setelah kita cutloss? Karena
itu adalah support kuat, akhirnya
harganya mantul dan kita malah udah
keburu cutloss, akhirnya nggak bisa nikmatin profitnya. Jadi tips yang kedua, pastikan psychologist kalian itu sudah
siap dengan dana yang semakin
besar itu.
3. Kemampuan Finansial
Jangan pernah maksain untuk invest atau
trading dengan uang yang besar, kalau
uangnya nggak ada. Yes uangnya gak ada, tapi kalau mau invest mau trading, ya
jangan. Tahun lalu kita udah banyak
melihat korban, waktu itu investor-investor saham baru, atau angkatan
Corona masuk di momen ketika marketnya
bullish, pokoknya mantep kayak lagi hipe banget pas itu. Kaya kita beli
saham apa saja tuh pasti bisa naik, jadi nggak perlu analisa
repot-repot, karena mayoritas sahamnya
memang lagi naik setelah market
crash di 2020. Akhirnya karena market lagi euforia banget, semua
investor bisa profit. Mereka
top-up RDN terus, tambah modal terus
untuk beli saham lebih banyak lagi, padahal itu bukan uang mereka.
Banyak kasus-kasus investor yang pinjem uang, yang pinjol, atau kartu
kredit dicairin jadi uang, top-up RDN. Saat itu memang market lagi
bagus-bagusnya, beli saat apa saja
kebanyakan naik, jadi mereka kaya udah gelap mata sama investasi yang sebegitu besar dalam
waktu yang singkat. Tapi kenyataannya, market nggak seindah itu.
Kenapa saya selalu menyarankan kalau
kalian mau investasi sebaiknya pakai uang dingin? jadi
keputusan-keputusan yang kalian ambil
itu bisa lebih make sense, karena tidak ada tekanan. Jadi kalau kalian
mau top-up RDN, memperbesar dana, pastikan
itu adalah uang dingin.
Baca Juga : Cara Membuat Akun Bibit Terbaru 2022
Lalu kalau teman-teman ada yang tanya, dulu pas
saya awal investasi saham, modal berapa?
waktu dulu modalnya cuma 10 juta, itu
adalah minimum setoran di sekuritas yang
dulu saya pakai, jadi mau nggak
mau harus ngikutin aja segitu. dulu pas minus 40% dari modal 10 juta, saya hanya minus 4 juta. Baru
setelah itu saya mulai belajar, mulai
paham, baru berani top-up secara
berkala untuk nambahin modal.
Kalau saya boleh kasih saran, santai saja, jangan buru-buru, gak perlu
bandingin portofolio kita dengan orang
lain, karena orang lain juga pasti ada proses
belajarnya, ada jalannya
masing-masing, dan ada profile risikonya yang
berbeda-beda juga. Pokoknya ikuti saja
proses yang harus kalian lewatin, supaya
nantinya bisa ketemu pola
yang paling cocok sama diri sendiri.
Kalau ada yang mau share atau cerita
soal modal awal kalian, boleh ya
tulis di kolom komentar. Terimakasih sudah berkunjung dan membaca di Blog cuandarirumah.com, semoga apa yang sudah anda baca bisa bermanfaat.
« Terbaru
Postingan Lebih Baru
Terlama »
Postingan Lama