5 Kesalahan Umum Yang Dilakukan Oleh Investor Reksadana
Hallo Sobat Cuan, semoga kita semua
baik-baik saja. Gimana kabar investasinya? Lagi ijo profit atau loss merah-merahnya
nih?. Hati-hati ya
dalam mengambil keputusan, karena
keputusan yang kita buat ini akan
menentukan hasil investasi kita bakalan untung
atau rugi.
Nah di artikel Kali ini, saya akan membahas topik yang sangat menarik yaitu, 5 kesalahan yang dilakukan oleh investor Reksadana. Teman-teman kalau bisa jangan lakukan
kesalahan berikut, antara lain :
1. Enggak
benar-benar mengerti konsep dan cara
kerja Reksadana
Ini sebenarnya adalah
salah satu fundamental terpenting yang
harus kita tahu, saat akan mulai
berinvestasi Reksadana, karena kalau kita
nggak tahu ini, kita tuh hanya salah dalam berspekulasi, berandai-andai, yang
menurut saya lebih cocok disebut judi. Saya kasih contoh, misalkan kita denger ada
orang yang sukses berinvestasi di reksa
dana dan
untung puluhan juta, ratusan juta, bahkan
milyaran. Kita ngiler juga dong pengen
kaya orang tersebut dapat keuntungan banyak, jadi setiap usai beli Reksadana, maunya
seminggu kemudian langsung dijual, profit
banyak, lalu jadi orang kaya, ya gak bisa begitu.
Pada
kenyataannya bisa berbeda, bisa saja
investasi kita turun terus berkurang, nanti pas investasinya turun uangnya
berkurang, langsung tuh enggak mau
berinvestasi lagi. Ngomong ke orang-orang
kalau reksadana itu investasi bodong, bikin rugi, padahal banyak juga yang saat ini sedang rugi, tapi
mereka tetap santai saja tuh.
Nah kira-kira kenapa mereka bisa
tenang saat investasi reksadana mereka
sedang turun, mungkin turun 10%, turun 20
atau bahkan sampai 50%. Sebetulnya simple, karena mereka sudah tahu dan mengerti
dengan jelas cara kerja Reksadana, mereka
tahu kemana uang mereka diinvestasikan, mereka tahu tim yang mengelola uang
mereka dan mereka tahu bagaimana caranya
uang itu digunakan. Sehingga mereka bisa
tetap tenang dan optimis, yakin bahwa
penurunan ini hanya sementara, dan suatu
saat nanti pasti akan naik lalu
memberikan keuntungan.
Tapi dengan
catatan, teman-teman harus memilih produk
reksadana yang baik dan melakukan review
secara berkala terhadap kinerja nya, jangan pilih produk reksadana
abal-abal. Kalau teman-teman mau coba
pelajari lebih dalam tentang cara kerja
Reksadana, temen bisa nonton akun youtube yang membahas tentang Reksadana. Ingat ya kita sedang berinvestasi
bukan berjudi.
2. Tidak memiliki
tujuan investasi
Saya coba kasih tiga
pertanyaan, kalau teman-teman bisa
jawab pertanyaan ini dengan yakin dan
cepat, artinya teman-teman secara garis
besar sudah memiliki tujuan investasi. Teman-teman Coba jawab sendiri-sendiri
ya karena tentunya setiap orang akan
memiliki tujuan investasi yang
berbeda.
- Pertanyaan pertama, saat ini kan teman-teman menyisihkan sebagian uang untuk diinvestasikan, nantinya uang yang diinvestasi kali ini mau dipakai untuk apa?
- Kemudian pertanyaan kedua, berapa lama lagi teman-teman akan pakai uangnya? satu tahun lagi, tiga tahun lagi, lima tahun lagi, atau mungkin 10 tahun lagi.
- Pertanyaan ketiga, profil resiko teman-teman ini seperti apa?
Umumnya sih ada 2 profil resiko, High Risk High Return atau Low Risk Low Return. Nah high risk high return ini resiko besar, fluktuatif naik turun, tapi potensi kenaikan imbal hasilnya juga tinggi. Sedangkan kalau low risk low return, ini resiko rendah, kenaikan stabil, minim penurunan, tapi imbal hasilnya pun tidak terlalu tinggi. Kalau teman-teman sudah bisa jawab pertanyaan diatas, artinya secara garis besar sudah memiliki tujuan investasi. Setelah tahu tujuan investasinya, teman-teman akan mudah menentukan jenis dan produk reksadana yang sesuai dengan profil risiko teman-teman.
Saya kasih contoh, untuk teman-teman yang berinvestasi dengan resiko rendah dan dalam jangka waktu singkat, disarankan investasi di Reksadana pasar uang. Karena kenaikannya stabil dan minim penurunan. Tapi returnnya pun tidak terlalu besar, sekitar 5-7% pertahun. Kalau teman-teman investasi dengan profil risiko moderat dalam jangka waktu menengah, disarankan memilih produk reksadana obligasi atau reksadana pendapatan tetap, yg ini returnnya lumayan bisa mencapai belasan persen pertahun.
Kalau teman-teman siap berinvestasi dengan resiko tinggi dan siap melihat fluktuasi harga naik turun, teman-teman bisa pilih produk reksadana saham. Tapi disarankan untuk jangka panjang, karena return dalam jangka panjang ada yang mencapai 24% pertahun, lumayan kan?. Jadi pemilihan produk reksadana dan strategi investasi, akan sangat tergantung dari tujuan investasi masing-masing investor.
Baca Juga:
3.Cek setiap hari lalu panik
Mau ngecek setiap hari, setiap jam, setiap menit, sebenarnya enggak masalah. Yang jadi masalah adalah, setelah ngecek terus kita langsung panik, kalau merah investasinya turun dia panik, takut rugi. Kalau ijo investasinya naik drastis, panik juga takut ketinggalan nggak sempat beli pasmurah. Gini loh, teman-teman kan tadi sudah menentukan tujuan investasi, sebaiknya fokus saja pada tujuan dan jangka waktu investasi yang sudah teman-teman tentukan di awal.
Contoh lagi nih, ada yang beli Reksadana saham katanya untuk investasi lima tahun, tapi begitu merah seminggu langsung panik, mau jual, padahal reksadana saham itu cocoknya untuk jangka panjang dan pasti gerakannya fluktuatif naik turun. Saran saya kalau memang teman-teman gampang panik, sebaiknya jangan sering-sering dilihat ya portofolio reksa dananya, karena bisa jadi kepikiran dan stres tuh, nantinya berdampak di kehidupan dan kesehatan. Santai saja, tetap pada tujuan dan strategi investasi kita masing-masing.
4. Tidak Konsisten
Menurut saya, salah satu kunci penting untuk Investasi adalah konsisten, tentunya konsisten menerapkan strategi investasi. Misalkan dari awal teman-teman menggunakan strategi dollar cost averaging atau DCA. Teman-teman udah menentukan nih setiap tanggal 5 di awal bulan harus invest, tapi teman-teman gak konsisten, kadang invest kadang enggak, gimana mau jadi tambah banyak kalau investasinya gak ditambah.
Terus ada contoh lagi, misalkan teman-teman investasi reksadana untuk 5 tahun, tapi baru tiga bulan udah ditarik karena mau beli HP baru, padahal kondisinya lagi turun dan merah (rugi). Mengenal produk reksadana yang kita miliki dan yakin suatu saat nanti harganya akan naik, kalau kita konsisten, saya yakin kita akan lebih mudah mencapai tujuan investasi kita.
5.Trading Reksadana
Jadi ada nih, orang yang berinvestasi di reksa dana dengan cara jual beli dalam waktu yang relatif singkat. Dia beli saat harga murah, beberapa hari kemudian dia jual di harga lebih tinggi, kemudian dia nunggu harga reksadana itu turun lagi untuk beli harga murah. Jadi prosesnya diulang-ulang terus seperti itu, jadi sistemnya seperti trading, singkat waktunya.
Sebetulnya bisa-bisa aja melakukan itu di reksadana, tapi menurut saya kurang disarankan karena agak sulit. Reksadana itu enggak real-time, kita gak benar-benar tahu kita akan jual dan beli di harga berapa. Kita baru akan tahu saat browsing dan update harga itupun sehari sekali di hari kerja.
Kalau teman-teman ingin trading, saran saya lebih cocok diaplikasikan di saham langsung. Karena menurut saya, Reksadana lebih cocok dijadikan sebagai investasi jangka panjang. Sebenarnya investor Reksadana gak perlu susah-susah melakukan analisa, mencari-cari saham yang bagus, karena sudah ada manajer investasi yang akan melakukan itu untuk kita. Saat membeli produk reksadana, berarti kita sudah membayar manajer investasi untuk menganalisa dan memilihkan saham yang bagus untuk kita.
Terimakasih sudah berkunjung dan membaca di Blog cuandarirumah.com, semoga teman-teman tidak melakukan kesalahan ini dan bisa jadi investor reksadana yang sukses.
« Terbaru
Postingan Lebih Baru
Terlama »
Postingan Lama